DALAM TERBITAN INI: PENCERITA TRANSMEDIA, PHOTOVOICE, PENYUSUNAN ANGGARAN PARTISIPATIF DIGITAL, FAKTOR-FAKTOR UTAMA UNTUK ADVOKASI ANGGARAN, PUBLIKASI IBP, DARI BIDANG INI, PEKERJAAN
Beralih dari Siaran Pers
Memperluas Partisipasi Publik Melalui Teknologi
Menuntut Perhatian Pemerintah Atas Keprihatinan Masyarakat Sipil Melalui Photovoice
Pelajaran dari Amerika Selatan dalam Beberapa Jalur dan Penyusunan Anggaran Partisipatif Digital
Yang Kami Pelajari Mengenai Pekerjaan Anggaran OMS
Faktor-faktor yang Berperan dalam Advokasi Anggaran Masyarakat Sipil yang Efektif
Publikasi
Bacaan Lebih Lanjut dari Bidang Ini
Lowongan Kerja dan Peluang
Petugas Bidang Program untuk Pengembangan Konten dan Strategi Digital, Konunikasi, IBP
Petugas Bidang Program (Francophone Afrika), Open Budget Initiative, IBP
3-5 Mei: Hadirilah Konferensi Penyusunan Anggaran Partisipatif di Chicago!
Pencerita Transmedia dan Survei Anggaran Terbuka (Open Budget Survey) 2012: Wawancara dengan Lukman Hakim, oleh Cynthia Ugwuibe, International Budget Partnership
“Pencerita Transmedia” — menggunakan beberapa media dan aktivitas (dari acara publik sampai teknologi digital seperti media sosial) serta format (misalnya: video dokumenter atau podcast audio) — adalah cara “pencerita” untuk melibatkan pemirsa mereka secara efektif dengan cara yang lebih interaktif. Pendekatan ini sudah lazim dalam industri hiburan dan pemasaran, dan semakin banyak dipilih oleh organisasi masyarakat sipil (OMS) sebagai cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperluas dukungan bagi tujuan mereka dan akhirnya untuk mengilhami perubahan sosial.
Belum lama ini, IBP menggunakan pencerita transmedia dalam rilis global Open Budget Survey (OBS) 2012. IBP menghasilkan sebuah video yang memperkenalkan pemirsa kepada Survey dan metodologinya; IBP menghasilkan berbagai macam bahan cetak (misalnya laporan ringkasan negara dan sebuah infografis) dan menyebarluaskannya melalui situs web IBP dan media sosial; dan IBP juga mengorganisir sejumlah acara internasional dan mendukung para mitra dari masyarakat sipil untuk menyelenggarakan berbagai acara tingkat nasional dan regional. Satu contoh mengenai pencerita transmedia yang menggunakan beberapa sarana dan taktik adalah acara rilis yang diselenggarakan oleh IBP bersama Institut Bank Dunia (IBD) pada tanggal 5 Februari 2013. Dalam acara itu, para wakil IBP dari pemerintah Afghanistan, Liberia, and Brazil (melalui telekonferensi); dan IBD membahas hasil-hasil Survey, menyoroti keberhasilan upaya ketiga negara ini dalam meningkatkan nilai OBI mereka, dan memberikan berbagai gagasan untuk mempercepat kemajuan penyusunan anggaran terbuka. Acara itu disiarkan melalui streaming langsung di situs web IBD dan diliput melalui Tweeter secara langsung; selain diliput dalam tampilan di Blog Open Budgets (Anggaran Terbuka) milik IBP. Untuk mengikuti reaksi dunia terhadap OBS 2012, IBP menciptakan halaman Penyampaian Kisah OBI dan menyajikan liputan pers mengenai rilis internasional dan nasional serta reaksi publik, dari seluruh dunia pada halaman OBI dalam Berita di situs web IBP.
Para mitra IBP juga terlibat dalam penceritaan transmedia. Kami duduk bersama Lukman Hakim dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (SEKNAS FITRA) guna membicarakan strategi transmedia organisasi ini untuk rilis OBS 2012 tingkat nasional dan regional di Indonesia.
Cynthia Ugwuibe: Skor Indonesia di Open Budget Index (OBI) 2012 adalah 62, meningkat 11 poin dari skor semula, yakni 51 pada tahun 2010. Adakah cerita yang ingin disampaikan SEKNAS FITRA mengenai kemajuan ini?
Lukman Hakim: Kami ingin menekankan dua hal. Yang pertama, pemerintah telah menepati janji untuk bersikap lebih transparan. Pemerintah telah menandatangani banyak inisiatif nasional dan internasional untuk menjadi lebih transparan, dan kami ingin memberitahu masyarakat mengenai kemajuan mereka dan hambatan yang dihadapi pemerintah dalam hal ini. OBI adalah sarana yang sangat bagus bagi kami untuk melacak pekerjaan ini.
Pesan ke dua yang ingin kami sampaikan adalah manfaat transparansi pemerintah, misalnya pertanggungan jawab yang lebih besar, semakin banyak peluang bagi masyarakat untuk terlibat dengan pemerintah, dan berkurangnya persepsi masyarakat mengenai korupsi.
Ugwuibe: Bagaimana cara SEKNAS FITRA menyampaikan pesannya? Mengapa SEKNAS FITRA memilih jalur-jalur ini?
Hakim: We Kami menerbitkan skor OBI dalam garis besar media yang kami tampilkan di situs web kami dan pada halaman Facebook dan Twitter kami. Kami juga mengundang perwakilan media untuk menghadiri siaran pers bersama wakil-wakil pemerintah, dan kami mendapat beberapa permintaan wawancara untuk membahas hasil-hasil OBI.
Selain itu, kami menerbitkan sebuah dokumen berisi hasil-hasil OBI dalam bahasa setempat, yakni Bahasa Indonesia, untuk memastikan bahwa masyarakat yang tidak mengerti bahasa Inggris dapat mudah memahami informasi ini. Berdasarkan pengalaman kami selama bertahun-tahun, kami tahu bahwa menekan pemerintah melalui pesan-pesan di media massa dalam bahasa Indonesia memiliki pengaruh yang paling dashyat. Kami menggunakan kalimat sederhana dan tepat sehingga perwakilan media mengutip kami secara langsung; jika kami tidak melakukannya, pembaca akan dibingungkan oleh istilah teknis dalam bahasa asing (Inggris). Bila kami menerjemahkan teksnya, para wartawan jauh lebih berminat pada kisah kami.
Ugwuibe: Strategi teknologi digital atau strategi media sosial apa yang Anda gunakan untuk semua rilis ini dan apa alasannya? Faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan Anda?
Hakim: Kami menggunakan situs web kami untuk menerbitkan rilis OBI dan membahas pentingnya transparansi. Kami juga menampilkan berbagai pesan serupa di Twitter dan Facebook mengenai garis besar media OBI kami. Kami sangat dikenal di berbagai jaringan media sosial, jadi hal-hal yang kami tampilkan cenderung ditampilkan kembali oleh orang lain. Namun strategi kami untuk menggunakan media digital dan media sosial adalah sangat mendasar, karena seperti halnya banyak organisasi, kami tidak memiliki sumber daya untuk memiliki kehadiran digital yang lebih kuat.
Ugwuibe: Bagaimana SEKNAS FITRA memperkuat kehadiran dan pengikut di Facebook dan Twitter?
Hakim: Untuk memperkuat kehadiran kami di kedua situs ini, biasanya kami menyebutkan halaman Facebook dan nama SEKNAS FITRA di Twitter kepada media dalam acara-acara yang kami selenggarakan, dan kami meliput banyak dari acara kami melalui Tweeter secara langsung. Selain itu, karena sebagian pengikut kami tertarik pada politik dan advokasi anggaran, kami menampilkan kembali berita yang ditulis pengguna lain di Twitter mengenai advokasi anggaran dan politik disertai komentar kami mengenai semua perkembangan ini.
Ugwuibe: Bagaimana Anda mengukur keefektifan strategi Anda?
Hakim: Kami telah mengumpulkan semua kliping media (artikel di web dan surat kabar, video, dan audio) mengenai pekerjaan kami bersama OBI sejak hari rilis tersebut. Kami menggunakan informasi ini untuk menilai posisi di mana berita itu dipublikasikan. Misalnya, apakah kisah rilis kami tampil di berita utama halaman pertama atau halaman ke dua? Apakah kami mendapat liputan baru di waktu premium atau ringkasan berita selama 15 detik? Dari data itu, kami mengetahui sudut cerita atau pesan secara keseluruhan manakah yang paling efektif.
Ugwuibe: SEKNAS FITRA juga mengadakan rilis regional di Asia Tenggara. Apakah pesan/cerita Anda tidak sama dengan rilis regional itu?
Hakim: Kami ingin menceritakan kisah yang berbeda dalam rilis regional OBI. Kami memutuskan tidak menyertakan media karena kami takut kalau-kalau mereka tidak memublikasikan pesan secara persis yang kami kehendaki – atau mereka sebaliknya akan menyajikan berbagai berita sensasional yang akan merusak hal-hal transparansi anggaran dan keterlibatan masyarakat di negara-negara Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Kami lebih berfokus untuk berbagi pengalaman antar OMS dari negara-negara ASEAN mengenai cara meningkatkan transparansi anggaran dan keterlibatan masyarakat, dan mengenai cara Open Government Partnership membantu meningkatkan pertanggungan jawab pemerintah. Kami juga membahas tentang menciptakan tempat bagi berbagai OMS ASEAN dan para perwakilan pemerintah untuk duduk dan bekerja sama guna meningkatkan transparansi.
Ugwuibe: Apakah SEKNAS FITRA dan sesama sponsornya menggunakan Twitter dan Facebook untuk menyampaikan pesan mengenai rilis regional?
Hakim: Ya, kami meliput acara rilis regional Asia Tenggara melalui pesan di Twitter secara langsung dengan menggunakan nama @opengovindo di Twitter. UKP4, sebuah satuan dalam pemerintah Indonesia yang bertanggung jawab atas pelaksanaan OGP, mengirimkan paling banyak pesan secara langsung di Twitter. Dengan cara meliput acara melalui pesan secara langsung di Twitter, kami menyampaikan kepada masyarakat bahwa pemerintah dan OMS dari negara-negara ASEAN berkomitmen untuk bekerja sama dalam meningkatkan transparansi pemerintah di negara-negara ini. Selain itu, melalui pesan secara langsung di Twitter, kami dapat menyampaikan pesan kami kepada khalayak di seluruh dunia.
Ugwuibe: Saran apa yang ingin Anda berikan pada OMS yang berusaha mengembangkan strategi pencerita transmedia yang efektif?
Hakim: Temukan strategi yang masuk akal bagi organisasi Anda dan khususnya khalayak Anda. Sering kali OMS berusaha mengembangkan strategi transmedia tanpa lebih dulu mempertimbangkan media apa yang akan digunakan oleh khalayak mereka – bagaimana cara menyampaikan pesan kepada mereka. Misalnya, strategi media digital seperti Twitter, Facebook, dan semacamnya tidak akan efektif jika sebagian besar khalayak sasaran tidak menggunakan jalur-jalur ini. Dan kendati mengirimkan email massal untuk meminta pembaca menandatangani petisi mungkin dianggap tidak sopan atau dianggap sebagai email sampah di beberapa negara, mungkin cara ini dihargai di negara-negara lain (termasuk di Indonesia).
Bahasa pesan juga harus disesuaikan guna memastikan bahwa bahasanya tetap menarik, dipahami oleh khalayak, dan memotivasi mereka untuk mengambil tindakan yang diinginkan dan konkrit. Misalnya dalam konteks tertentu kami, dengan menggunakan bahasa teknis berbahasa Inggris mungkin sesuai bagi khalayak akademisi, namun pendekatan ini tidak sesuai bila masyarakat umum yang menjadi khalayak sasaran. Mengganti bahasa formal atau setengah formal dalam pesan kami dengan bahasa kiasan mungkin lebih menarik bagi masyarakat umum.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai rilis-rilis OBI ini dan pekerjaan SEKNAS FITRA, harap kunjungi situs web.
Menuntut Perhatian Pemerintah Atas Keprihatinan Masyarakat Sipil Melalui Photovoice, oleh Mallah E. Tabot, Voluntary Service Overseas-Cameroon
Dalam e-Buletin #69, kami memperkenalkan Voluntary Service Overseas dan inisiatif baru berjangka dua tahun milik Cuso International, yakni proyek Participatory Budgeting and Tracking (Penyusunan Anggaran Partisipatif dan Pelacakan/PB&T) yang memadukan penggunaan photovoice ( sebuah unsur penelitian tindakan berdasarkan fotografi) dan teknologi layanan pesan singkat (SMS) untuk meningkatkan partisipasi warga negara dalam pengambilan keputusan pemerintah setempat di Kamerun. Artikel ini mengamati dua hasil jangka pendek dari proyek ini, yang diterapkan di tiga wilayah: Ujung Utara, Utara, dan Barat Laut.
Photovoice mendorong diskusi mengenai perubahan dalam masyarakat dengan menyediakan kamera digital bagi anggota masyarakat dan dipakai mengambil foto yang menunjukkan infrastruktur publik dan pemberian layanan lalu memberi kesempatan kepada mereka untuk berbagi foto-foto itu dan membicarakan perspektif mereka mengenai tantangan pembangunan yang berdampak pada masyarakat mereka. Peserta juga didorong untuk mengidentifikasi dan berbagi kemungkinan solusi bagi masalah pembangunan setempat. Kemudian semua rekomendasi itu disampaikan kepada anggota dewan yang mampu bertindak selagi masyarakat terus mengawasi pelaksanaan proyek.
Foto-foto peserta proyek PB&T menggambarkan suramnya keadaan layanan umum setempat dan membantu anggota dewan agar lebih mampu mengidentifikasi dan memprioritaskan berbagai kebutuhan konstituen dalam anggaran setempat. Misalnya, anggota masyarakat di wilayah Ujung Utara Kamerun dapat memperlihatkan kesenjangan akses ke layanan dasar, termasuk air minum, pendidikan, dan perawatan kesehatan primer. Seperti yang dinyatakan oleh peserta yang mengambil foto sebelah kiri, “Tidak ada titik air untuk desa saya. Sumber air ini menyediakan air untuk seluruh masyarakat, dan Anda harus berjalan minimal dua kilometer untuk mendapatkannya. Seringkali anak-anak terlambat ke sekolah – atau bolos sama sekali – karena akses ke air terlalu jauh jaraknya. Kami juga menderita berbagai penyakit yang ditularkan melalui air. Kami membutuhkan dewan agar menyediakan titik-titik air di alun-alun desa.”
Di wilayah Barat Laut, konstituen-konstituen di yurisdiksi Dewan Santa telah mengungkapkan berbagai masalah seperti kebutuhan akan jalanan dan infrastruktur pendidikan yang lebih baik; penanganan sampah; dan layanan air, kebersihan, dan sanitasi. Foto di sebelah kiri ini memperlihatkan seorang anak di luar kamar mandi sekolah dan menggambarkan keadaan yang tidak higienis di sekolah-sekolah dasar di yurisdiksi ini. Menurut peserta yang mengambil foto tersebut, “sekolah ini memiliki 300 murid, tapi hanya memiliki empat ruang kelas dan bahkan rumah seseorang di tempat ini. Tidak higienis. Bahkan tempat ini bisa menewaskan seorang anak – lihatlah strukturnya! Kami menginginkan kamar mandi yang lebih baik di sekolah. Jika keadaan berubah, saya akan merasa sangat senang.”
Setelah mengumpulkan semua foto dan cerita ini, para petugas proyek (PP) setempat mengadakan pameran masyarakat untuk mempertunjukkannya guna meningkatkan visibilitas semua masalah ini dan mendorong kepemilikan masyarakat atas proyek itu. Pameran ini mengumpulkan para pemilik kepentingan, termasuk wakil-wakil pemerintah dan pemimpin masyarakat, yang menciptakan kesempatan berdialog. Para anggota masyarakat berkesempatan membicarakan keadaan layanan umum setempat dan mempelajari proses pengambilan keputusan anggaran setempat dan komitmen dewan untuk bertindak atas prioritas-prioritas yang diidentifikasi.
Sebagai bagian dari langkah berikutnya, para PP di ketiga wilayah ini akan memudahkan interaksi antara masyarakat dan anggota dewan melalui teknologi SMS. Pertama-tama, para PP akan mengunjungi dewan-dewan setempat untuk mengumpulkan informasi mengenai alokasi anggaran dan pengeluaran bagi berbagai proyek tertentu yang diidentifikasi saat lokakarya photovoice dan yang diajukan oleh anggota masyarakat. Setiap bulan, informasi ini akan dikirimkan ke anggota masyarakat melalui SMS untuk menyampaikan berita terbaru pada mereka mengenai komitmen dewan; isi informasi ini bisa mulai dari jumlah uang yang diperuntukkan bagi pembangunan jembatan baru hingga penandatanganan kontrak baru untuk pembangunan kamar mandi sekolah. Lalu anggota masyarakat dapat melaporkan perubahan yang mereka lihat atau yang tidak mereka lihat sebagai hasil pengeluaran atas berbagai prioritas yang diidentifikasi. Dialog ini akan berlanjut hingga akhir tahun anggaran dan akan berujung pada lokakarya photovoice yang menangkap bukti perubahan melalui foto.
Bantulah melacak anggaran itu! Proyek PB&T VSO Cameroon ditampilkan di Facebook. Lihatlah halaman Facebook mereka dan jangan lupa mengklik “Suka” dan bagikanlah inisiatif yang kreatif ini. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Mallah Tabot di [email protected].
Pelajaran dari Amerika Selatan dalam Beberapa Jalur dan Penyusunan Anggaran Partisipatif Digital, oleh Cynthia Ugwuibe, International Budget Partnership
Dalam Penyusunan Anggaran Partisipatif (PAP), warga negara menentukan bagaimana dana-dana publik akan dialokasikan untuk layanan dan proyek publik. Inisiatif-inisiatif ini sering diterapkan di tingkat negara bagian dan tingkat lokal dan bertujuan untuk menyertakan warga negara dalam proses pembuatan kebijakan, meningkatkan pertanggungan jawab publik, dan menambah pengeluaran yang berpihak pada kalangan miskin.
Dalam inisiatif PAP tradisional, warga negara menghadiri majelis publik untuk membicarakan prioritas yang ada dan memilih wakil-wakil untuk melakukan pengambilan suara terakhir atas proyek yang sudah dipilih sebelumnya. Namun untuk meningkatkan partisipasi warga negara, kini sebagian pemerintah mengizinkan warga negara melakukan pengambilan suara melalui beberapa jalur, termasuk Internet, pesan teks, dan pemungutan suara konvensional.
Pengamatan mengenai proses PAP beberapa jalur di Belo Horizonte dan Rio Grande do Sul, Brazil serta La Plata, Argentina menunjukkan kapan dan mengapa inisiatif ini menarik lebih banyak partisipasi publik yang bermakna. Tahun 2006, kota Belo Horizonte meluncurkan inisiatif Penyusunan Anggaran Partisipatif Digital (e-PAP) untuk berjalan bersamaan dengan program PAP tradisionalnya. Pemerintah lebih dulu menentukan empat pilihan proyek bagi setiap dari sembilan daerah di kota itu, dan selama 42 hari para pemilih terdaftar dapat membahas dan memberikan suara untuk usulan proyek secara online. Program itu meraih kesuksesan besar; 10 persen dari pemilih di kota ini berpartisipasi dalam e-PAP dibanding hanya 1,5 persen yang berpartisipasi dalam program PAP tradisional.
Kota La Plata dan negara bagian Rio Grande do Sul mengadakan program PAP serupa dalam beberapa tahap dan beberapa jalur setiap tahun, dengan menampilkan interaksi tatap muka konsultatif tradisional dan proses e-PAP milik Belo Horizonte beberapa jalur – yang berbiaya lebih rendah:
Tahap 1: Proses konsultatif tatap muka
- La Plata: Dalam forum publik, warga negara menyajikan proyek untuk lingkungan sekitar mereka. Dalam forum lingkungan sekitar yang bersifat final, warga negara memutuskan bagaimana 30 persen dari anggaran lingkungan sekitar itu akan digunakan dan membuat daftar pendek berisi proyek untuk sisa anggaran sebesar 70 persen itu.
- Rio Grande do Sul: Dalam beberapa pertemuan di seluruh negara bagian ini warga negara memberikan suara untuk prioritas regional menurut sumber daya yang tersedia dan rencana beberapa tahun yang dimiliki negara bagian ini. Kemudian dalam pertemuan di kota dan kotamadya, warga negara mengajukan berbagai proyek yang sesuai dengan strategi beberapa tahun tersebut.
Phase 2: Pemberian suara langsung
- La Plata: Warga negara melakukan pengambilan suara dengan kertas untuk proyek-proyek yang diusulkan di salah satu dari 44 lokasi selama dua akhir pekan, atau selama sembilan hari melalui sistem SMS yang aman. Pada tahun 2010, lebih dari 12 persen pemberi suara berpartisipasi.
- Rio Grande do Sul: Selama 36 jam, warga negara memilih preferensi pembelanjaan mereka melalui Internet, pemberian suara melalui kertas, dan telepon seluler. Sekitar 18 persen penduduk dewasa di negara bagian ini memberikan suara pada tahun 2012 — yang merupakan tingkat partisipasi publik tertinggi dalam proses pemilihan di negara bagian ini, kecuali pemilihan presiden yang memang mewajibkan pemungutan suara.
Pelajaran yang Dipetik:
Semua kasus ini menunjukkan bagaimana dan dalam keadaan apa inisiatif PAP bisa meningkatkan partisipasi masyarakat:
- Inisiatif PAP beberapa jalur yang lebih memudahkan pemberian suara dapat meningkatkan partisipasi dalam proses keseluruhan, namun lebih banyak persentase warga negara masih bisa memberikan suara melalui cara tradisional dibanding secara online atau melalui SMS. Mungkin penyebab kontradiksi yang terlihat ini adalah karena dalam program PAP beberapa jalur seperti program La Plata, sudah tidak ada lagi persyaratan yang merepotkan dalam pemberian suara, misalnya terlibat dalam pertemuan.
- Berbagai metode baru untuk pemberian suara menarik warga negara yang biasanya tidak berpartisipasi dalam PAP konvensional. Menurut survei Aliansi Teknologi Pemerintahan Terbuka (Open Government Technology Alliance) mengenai 23.000 pemilih yang memilih melalui Internet dalam siklus PAP Rio Grande do Sul 2012, 63 persen di antaranya berkata tidak akan berpartisipasi dalam proses itu seandainya tidak bisa memberikan suara secara online.
- Untuk partisipasi publik yang bermakna, warga negara harus mendapat kesempatan untuk membahas prioritas dan usulan proyek yang akan mereka pilih nantinya.
- Menurut Tiago Peixoto, seorang Pakar Pemerintahan Terbuka di Bank Dunia, warga negara lebih cenderung berpartisipasi bila memahami bahwa partisipasi memiliki pengaruh yang mengikat mengenai cara dana masyarakat dialokasikan. Misalnya, dalam e-PAP di Belo Horizonte, warga negara memberikan suara secara langsung untuk proyek-proyek yang ada; sedangkan dalam PAP tradisional, para delegasi yang dipilih memberikan suara akhir.
- Inisiatif PAP cenderung lebih sukses bila ada komunikasi luas dan penggalangan yang luas oleh masyarakat sipil maupun pemerintah sebelum dan selama PAP. Di La Plata, misalnya, warga negara mengumpulkan dukungan masyarakat untuk usulan proyek mereka, dan pemerintah menggunakan media online dan tradisional untuk mempublikasikan proses itu melalui jalur media tradisional dan online.
- Pemerintah yang mendukung dan tanggap merupakan hal yang penting. Di Belo Horizonte dan La Plata, pemerintah segera menanggapi pertanyaan masyarakat mengenai proses itu dan menjadi moderator dalam berbagai forum beberapa jalur.
Untuk informasi lebih lanjut nengenai inisiatif penyusunan anggaran partisipatif ini, harap hubungi Cynthia Ugwuibe di [email protected] atau Tiago Peixoto di [email protected].
Faktor-faktor yang Berperan dalam Advokasi Anggaran Masyarakat Sipil yang Efektif, oleh Justine Hart dan Jay Colburn, International Budget Partnership
Guna memupuk advokasi yang efektif yang mendorong penyusunan anggaran publik yang lebih terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan serta mendorong kebijakan dan pelaksanaan anggaran yang lebih baik, IBP bermitra dengan berbagai organisasi masyarakat sipil (OMS) di seluruh dunia. IBP mendukung pekerjaan anggaran mitra masyarakat sipilnya melalui pelatihan dan bantuan teknis, pendanaan, dan kerjasama di tingkat nasional, regional dan internasional. IBP juga melakukan penelitian yang ketat mengenai keadaan transparansi anggaran, partisipasi, dan pertanggunganjawab di seluruh dunia dan mengenai penyebab dan konsekwensi transparansi yang lebih rendah atau lebih besar. IBP juga melakukan penelitian yang besar berdasarkan berbagai studi kasus yang melihat kampanye masyarakat sipil guna mendorong anggaran terbuka dan mendukung kebijakan anggaran yang berpihak pada kalangan miskin. Studi-studi kasus ini menelusuri kapan dan keadaan apa yang membuat advokasi anggaran masyarakat sipil bisa berdampak positif pada sistem anggaran, praktek, kebijakan, dan hasil-hasil yang ada. Sejauh ini kami pelajari bahwa bila OMS ingin memiliki dampak, mereka memerlukan akses ke informasi, kesempatan untuk terlibat dengan pemerintah, dan hubungan kerjasama dan jaringan yang kuat dengan berbagai OMS lain dan media. Artikel ini mengamati sebagian cara yang membuat mitra-mitra kami berhasil mengatasi tantangan yang berkaitan dengan semua faktor ini.
Pertama-tama, OMS sering kekurangan akses ke informasi anggaran dan kurang memiliki kesempatan berpartisipasi dalam proses anggaran. Anggaran adalah penting artinya untuk memastikan pemberian layanan yang amat sangat penting seperti kesehatan ibu dan pendidikan dasar. Apakah pemerintah melakukan investasi uang masyarakat yang memadai dalam semua layanan ini? Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda memerlukan akses ke informasi anggaran – dan kesempatan untuk menuntut pertanggungan jawab pemerintah. Sayangnya, menurut Open Budget Survey (OBS) 2012, terlalu banyak pemerintah, misalnya pemerintah Myanmar, yang menerbitkan dokumen anggaran untuk kalangan internal saja, hanya memberikan sedikit informasi atau tidak sama sekali kepada masyarakat mengenai kegiatan anggaran dan keuangan pemerintah nasional selama tahun anggaran itu.
Upaya-upaya berbagai organisasi mitra IBP dalam menggunakan Open Budget Survey untuk mendesak transparansi anggaran yang lebih jelas telah didokumentasikan di sejumlah negara. Dengan tekanan dari mitra IBP, Réseau Gouvernance Economique et Démocratie (REGED), pemerintah Republik Demokrasi Kongo mengambil beberapa langkah baru untuk meningkatkan transparansi pemerintah, misalnya menerbitkan Proposal Anggaran Eksekutif dan memasukkan ketentuan perihal transparansi dalam beberapa undang-undang dan peraturan baru mengenai keuangan masyarakat. Di Honduras, meningkatnya perhatian terhadap masalah transparansi anggaran melalui persiapan dan pembuatan Open Budget Survey 2010 telah menyatukan organisasi masyarakat sipil, IBP, Millennium Challenge Corporation, dan pemerintah untuk menciptakan kemajuan bagi transparansi anggaran, termasuk menerbitkan seluruh delapan dokumen anggaran yang utama.
Tantangan lain yang dihadapi OMS adalah memastikan bahwa masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan anggaran dan mengawasi proses dengan cara yang adil dan berkelanjutan. Warga negara dapat dilibatkan dalam beberapa tahapan proses anggaran, dan banyak OMS anggaran berusaha meningkatkan berbagai kebijakan yang memungkinkan partisipasi tersebut. Kendati OBS 2012 mendapati bahwa pemerintah-pemerintah seluruhnya gagal memberikan kesempatan yang berarti kepada warga negara dan masyarakat sipil untuk berpartisipasi dalam proses anggaran, ada sejumlah negara yang menyediakan mekanisme yang menarik dan inovatif untuk partisipasi dalam semua tahapan proses anggaran. Sebagian contohnya adalah:
- Perumusan anggaran: Di Trinidad dan Tobago, Kementerian Keuangan mendapatkan masukan mengenai anggaran dari warga negara dan memberikan tanggapan melalui forum publik.
- Persetujuan anggaran: Di Kenya, komite anggaran legislatif mengadakan dengar pendapat umum untuk mengkaji dan membahas anggaran.
- Pelaksanaan anggaran: Di Selandia Baru, berbagai badan pemerintahan menggunakan survei yang berfokus pada anggaran, mengadakan konsultasi publik, dan mengumpulkan masukan masyarakat mengenai anggaran secara online.
- Pengawasan anggaran: Di Korea Selatan, Sistem Permintaan Audit Warga Negara mengizinkan warga negara untuk meminta penyelidikan khusus oleh kantor audit nasional pada berbagai program pemerintah yang terutama penting atau di mana penyalahgunaan jabatan dan ketidakefisienan merajalela.
Selain informasi anggaran dan dialog terbuka, berbagai organisasi yang terlibat dalam pekerjaan anggaran memetik manfaat bila menjadi bagian dari jaringan kelompok lain yang bertujuan serupa. OMS jarang meraih hasil yang sukses tanpa kemitraan yang kuat, dan kelompok anggaran cenderung meraih lebih banyak kesuksesan jika berupaya memperluas dan memperkuat jaringan mereka dengan cara terlibat dengan berbagai gerakan dan organisasi yang memiliki tujuan bersama.
Keterlibatan organisasi dalam berbagai jaringan telah berperan pada berbagai kesuksesan yang belum lama ini diraih oleh para mitra kami dalam beragam konteks. Sikika di Tanzania, dengan kampanye yang menentang pemborosan sumber daya keuangan masyarakat dan sumber daya manusia di bidang kesehatan, telah mengembangkan sekutu-sekutu utama di media dan parlemen yang membantu memajukan agendanya. Sebagai bagian dari penggalangan masyarakat bawah dan pekerjaan audit sosial, Koalisi Keadilan Sosial di Afrika Selatan telah menggunakan hubungannya dengan seorang walikota yang berkomitmen untuk mengatasi berbagai tantangan birokrasi. Dan dalam kelompok-kelompok masyarakat bawah di Brazil, berbagai gerakan sosial, serikat buruh, organisasi keagamaan, dan lembaga penelitian membentuk sebuah koalisi demi mempertahankan pendanaan program sosial yang terancam oleh reformasi pajak.
Kendati OMS anggaran terus-menerus menghadapi tantangan, mereka memiliki beberapa peluang untuk mengupayakan dialog yang lebih terbuka bersama pemerintah dan membentuk aliansi baru berdasarkan semua pelajaran yang dipetik oleh berbagai organisasi lain yang melakukan pekerjaan serupa. Untuk mengetahui dampak masyarakat sipil atas anggaran, lihatlah studi-studi kasus.
Bulan ini IBP menerbitkan sebuah studi kasus baru mengenai bagaimana badan-badan donatur telah menggunakan Open Budget Index (Indeks Anggaran Terbuka dalam kerangka kerja bantuan asing mereka. “Foreign Assistance and Fiscal Transparency: The Impact of the Open Budget Initiative on Donor Policies and Practices (Bantuan Asing dan Transparansi Fiskal: Dampak Open Budget Initiative Atas Kebijakan dan Praktek Donatur,” oleh Linnea Mills, menyajikan beberapa penemuan mengenai bagaimana, kapan, dan mengapa Departemen Luar Negeri A.S., Millennium Challenge Corporation (MCC), dan Department for International Development (DFID) menggunakan Indeks Anggaran Terbuka dalam bahasa dan praktek.
IBP juga menerbitkan tiga studi kasus mengenai peranan IBP, para mitra lokalnya, donatur, dan pemerintah dalam mendorong peningkatan transparansi anggaran, dengan menggunakan Open Budget Survey (OBS) sebagai panduan dan ukuran kemajuan, di Afghanistan, Republik Demokrasi Kongo (DRC), dan Honduras. Studi kasus mengenai Afghanistan menyoroti peningkatan skornya di Open Budget Survey (OBS) dan upaya donatur, organisasi masyarakat sipil (OMS) dan media dalam menekan pemerintah agar meningkatkan sistem Manajemen Keuangan Masyarakatnya. Penelitian mengenai RDK mengamati bagaimana mitra negara IBP menggunakan hasil-hasil OBS 2008 dan 2010 untuk terlibat secara konstruktif dengan Kementerian Anggaran dan untuk melatih legislatif dan media agar menggunakan informasi yang diperoleh dari transparansi anggaran bagi reformasi tata laksana perekonomian yang lebih luas. Sebagai hasil semua upaya ini dan tekanan dari para mitra pembangunan internasional, pemerintah RDK menerbitkan beberapa dokumen anggaran pokok untuk pertama kalinya pada tahun 2010. Akhirnya, studi kasus Honduras menggambarkan bagaimana OBS 2010 telah meningkatkan kesadaran terhadap masalah transparansi anggaran di Honduras dan memberikan insentif pada pendekatan beberapa pemegang kepentingan untuk melakukan perubahan.
Anda dapat mengakses publikasi ini dan publikasi lain mengenai transparansi anggaran di sini: https://archive.internationalbudget.org/ibp_publication_categories/budget-transparency/.
Bacaan Lebih Lanjut dari Bidang ini
Bagian baru dari buletin IBP yang menghadirkan liputan yang relevan mengenai masalah anggaran dan keterlibatan masyarakat sipil dalam penyusunan anggaran masyarakat dari jurnal akademis dan jurnal profesional
Penyusunan Anggaran Partisipatif
Jika Anda menyukai artikel dalam buletin ini mengenai Penyusunan Anggaran Partisipatif (PAP), masih ada sumber bahan lain yang bagus! Edisi terakhir Journal of Deliberative Democracy’s adalah terbitan khusus mengenai PAP, disunting oleh Brian Wampler dan Janette Hartz-Karp. Para penyunting ini mengemukakan agenda yang menyetujui pertumbuhan PAP secara mendadak sebagai proyek yang mengorganisir agar warga negara menuntut pertanggungan jawab pemerintah mereka: menurut sebuah perkiraan, lebih dari 1.500 kotamadya di seluruh dunia telah menggunakan penyusunan anggaran partisipatif. Semua artikel dalam terbitan khusus itu mencakup segala hal mulai dari yang bersifat teoritis hingga konkrit, dan mulai dari tingkat global hingga tingkat kecil. Misalnya, Wampler menyatakan bahwa tingkat kepopuleran PAP, seperti halnya proses demokrasi manapun, adalah berdasarkan kemampuannya yang terus-menerus dalam mempengaruhi perubahan sosial yang nyata. Di saat yang sama, sebagaimana yang dinyatakan oleh Ernesto Ganuza dan Gianpaolo Baiocchi dalam artikel mereka, “The Power of Ambiguity: How Participatory Budgeting Travels the Globe,” PAP telah terbukti dapat disesuaikan hingga cukup banyak ragam konteks sosial. Kendati fitur ini telah menjadikan PAP sebagai sarana yang menarik bagi aktivis untuk meningkatkan tujuan yang progresif, terdapat berbagai risiko jika para pelaku dalam pemerintah memilih bahasa penyusunan anggaran partisipatif tanpa mendorong ke arah tujuan penyertaan, partisipasi, dan keadilan sosial.
Ada pula kontribusi Benjamin Goldfrank dalam terbitan ini, yang berfokus pada peranan Bank Dunia dalam memajukan PAP, dan enam penelitian mengenai berbagai kasus seperti “kesuksesan yang mustahil” dari perkenalan terhadap penyusunan anggaran partisipatif dari atas ke bawah di Peru, atau kemungkinan emansipatoris untuk melibatkan pemilik kepentingan “dari bawah ke atas” di Amerika Serikat. Seluruh jurnal ini bisa diakses secara terbuka, jadi pastikan Anda melihat terbitan khusus ini.
Transparansi dan Akses ke Informasi
Penyusunan anggaran partisipatif adalah setidaknya mengenai pembangunan ruang-ruang transparan – seperti yang dikatakan oleh Ganuza dan Baiocchi dalam kutipan artikel di atas – dan akses ke informasi adalah amat sangat penting bagi keterlibatan warga negara dalam segala macam proses anggaran. Sebuah artikel baru-baru ini yang ditulis oleh Daniel Albalate del Sol dalam Journal of Economic Policy Reform membicarakan pertanyaan mengenai faktor apa saja yang membuat pemerintah lokal menjadi transparan, dengan berfokus pada berbagai kotamadya di Spanyol. Salah satunya, beliau mendapati bahwa kotamadya yang walikotanya dari partai sayap kiri adalah lebih transparan; dan walikota yang partainya memiliki mayoritas yang mutlak dalam dewan kota mereka cenderung kurang transparan.
Penemuan ke dua ini tidak mengejutkan bagi Paolo de Renzio di IBP, di mana makalah beliau (ditulis bersama Joachim Wehner) yang berjudul, “Citizens, Legislators, and Executive Disclosure: The Political Determinants of Transparency (Penyingkapan Mengenai Warga Negara, Legislatif, dan Eksekutif:Faktor-Faktor Penentu Politik bagi Transparansi),” mendapati bahwa transparansi fiskal di tingkat nasional berkaitan dengan keadaan legislatif di mana beberapa partai berjuang untuk pemilu dan berbagi kekuasaan, sehingga badan eksekutif yang berkuasa lebih sulit mengendalikan legislatif.
Tentu saja dalam konteks otoriter, faktor penentu transparansi bisa berbeda secara radikal dari yang ditetapkan oleh del Sol, dan penggunaan informasi untuk meningkatkan pertanggungan jawab tidak selugas dalam rezim yang lebih demokratis. Demikianlah tujuan utama dari tulisan artikel baru-baru ini oleh Yeling Tan “Transparency without Democracy: The Unexpected Effects of China’s Environmental Disclosure Policy,” yang tampil dalam jurnal Governance. Tan mempelajari OMS lingkungan yang bekerja di Tiongkok, di sana beliau mendapati bahwa hubungan erat antara pejabat setempat dan bisnis yang mencemari sering melemahkan kemampuan penduduk setempat untuk menuntut pertanggungan jawab pemerintah mereka. Namun tulisannya juga berisi pelajaran untuk masyarakat sipil, karena dia akhirnya menulis berbagai kisah kesuksesan. OMS lingkungan yang diteliti oleh Tan menempa berbagai aliansi non konvensional untuk menekan pemerintah, termasuk dengan organisasi non pemerintah internasional dan dengan perusahaan multi nasional yang berminat untuk memastikan bahwa pemasok lokal mereka di Tiongkok relatif bersih. Ketahui lebih jauh mengenai karya Tan dengan mengunjungi blog Governance.
Petugas bidang Program untuk Pengembangan Konten dan Strategi Digital, Komunikasi, International Budget Partnership
IBP mencari seorang Petugas bidang Program untuk Pengembangan Konten dan Strategi Digital bagi tim Komunikasi IBP. Orang ini akan bekerja bersama- pemimpin dan staf organisasi ini untuk mengembangkan dan menerapkan berbagai strategi komunikasi terpadu. Petugas bidang program akan berperan secara kreatif dan analitis dalam mengembangkan, memproduksi dan mempromosikan berbagai produk komunikasi elektronik utama milik IBP: buletin yang terbit setiap dua bulan, situs web, dan platform media sosial. Petugas bidang program juga akan mendukung kemampuan dan upaya komunikasi antara staf IBP dan berbagai organisasi mitra IBP serta jaringan internasionalnya. Untuk informasi lebih lanjut dan cara melamar, harap membaca uraian pekerjaan ini selengkapnya.
Petugas Bidang Program (Francophone Africa), Open Budget Initiative, International Budget Partnership
IBP mencari petugas bidang program (Francophone Afrika) untuk mendukung Open Budget Initiative (OBI). OBI adalah program riset dan advokasi yang berusaha meningkatkan akses masyarakat ke informasi anggaran dan memajukan penanganan keuangan masyarakat yang inklusif dan bertanggung jawab. Petugas bidang program akan melapor kepada direktur bidang Advokasi Internasional dan Open Budget Initiative IBP, dan kepada pengawas Open Budget Survey IBP. Untuk informasi lebih lanjut dan untuk melamar, klik di sini.
3-5 Mei: Hadirilah Konferensi Penyusunan Anggaran Partisipatif di Chicago!
Datanglah ke Chicago pada tanggal 3-5 Mei 2013 untuk mengikuti Konferensi Internasional Mengenai Penyusunan Anggaran Partisipatif ke dua di Amerika Serikat dan Kanada. Penyusunan anggaran partisipatif (PAP) memberikan kekuasaan kepada masyarakat untuk langsung memutuskan cara membelanjakan sebagian anggaran masyarakat yang mempengaruhi kehidupan mereka. Peserta konferensi akan mempelajari proses PAP di seluruh dunia dan mengikuti sesi-sesi mengenai keterlibatan kaum muda, sarana teknologi, dan fasilitasi, serta melihat aksi PAP di berbagai acara pengambilan suara PAP Chicago. Untuk yang baru kali ini mendengar tentang PAP, sebuah lokakarya pelatihan (pendaftaran terpisah) akan memberikan latar belakang pokok yang diperlukan untuk memetik manfaat semaksimal mungkin dari Konferensi PAP. Pendaftaran sudah dibuka di situs web konferensi ini. Pendaftaran Awal berakhir pada tanggal 22 Maret 2013.