Pesan ini pertama kali ditampilkan (dalam bahasa Inggris) di blog IMF-PFM.
Para pendukung transparansi fiskal dan partisipasi masyarakat dalam proses anggaran sering menghadapi pertanyaan aneh, “lalu apa”, yang diajukan oleh pihak-pihak yang meragukan. “Memang baik bagi Anda bila berkata bahwa transparansi dan partisipasi merupakan hal penting”, demikian pertanyaan pihak-pihak yang meragukan tersebut, “tetapi apakah sebenarnya Anda dapat menunjukkan bahwa kedua hal ini mampu menghasilkan perbedaan nyata?”.
Untuk menjawab pertanyaan demikian, Global Initiative for Fiscal Transparency menugaskan Joachim Wehner dari London School of Economics dan saya untuk melakukan tinjauan menyeluruh mengenao bukti penelitian yang ada. Hasilnya menggembirakan. Semakin banyak penelitian yang dilakukan mengenai topik ini. Meskipun banyak dari penelitian tersebut menggunakan metode dan bukti yang lemah sehingga hasilnya diragukan, gambaran luas tampak positif. Keterbukaan fiskal – yang meliputi berbagai macam praktik dan intervensi yang bertujuan untuk mendorong transparansi dan partisipasi dalam hal fiskal – berkaitan dengan sejumlah dampak positif, mulai dari peningkatan disiplin fiskal sampai peningkatan alokasi sumber daya, dan mulai dari pemberantasan korupsi sampai pemberian layanan dan hasil pembangunan yang lebih baik. Kendati hanya segelintir penelitian dapat membuahkan klaim yang meyakinkan untuk mengidentifikasi pengaruh sebab akibat, berbagai ujian yang paling ketat cenderung mendapati bahwa transparansi dan partisipasi dalam penyusunan anggaran membuahkan hasil yang diinginkan.
Makalah ini berdasarkan pada 38 penelitian yang diidentifikasi dari literatur yang menyeluruh. Tinjauan ini mencakup penelitian yang (i) secara empiris mengevaluasi apakah ada hubungan sebab akibat antara keterbukaan fiskal (transparansi dan/atau partisipasi) dan berbagai jenis hasil; (ii) telah diterbitkan sebagai artikel akademis yang ditinjau oleh kalangan akademisi, atau sebagai buku dari penerbit terkemuka [i]; dan (iii) cukup panjang untuk memenuhi syarat sebagai penelitian asli yang penting. Dari semua penelitian itu, 23 di antaranya menyelidiki pengaruh variabel terkait dengan transparansi fiskal, dan 14 di antaranya berhubungan dengan partisipasi dalam pengambilan keputusan anggaran. Hanya satu penelitian yang [ii] melihat transparansi dan intervensi partisipasi secara terpisah untuk menelusuri dampak relatifnya. Hampir semua penelitian termasuk dalam tiga kategori utama dari dampak: fiskal makro, alokasi sumber daya dan pemberian layanan, dan tata kelola. Kategori dampak ke empat, yang berkaitan dengan hasil pembangunan, hanya memuat sejumlah kecil penelitian.
Bukti tentang pengaruh keterbukaan fiskal pada hasil fiskal makro yang berbeda biasanya berdasarkan pada langkah-langkah luas mengenai transparansi fiskal, dan secara konsisten mendapati bahwa transparansi memiliki dampak menguntungkan, menekan defisit atau hutang, biaya pinjaman, dan secara langsung atau tidak langsung membatasi akuntansi kreatif. Bukti alokasi sumber daya dan pemberian layanan terutama melihat dampak mekanisme partisipatif, dan menunjukkan bahwa keterlibatan warga negara berkaitan dengan lebih banyak sumber daya yang dialokasikan bagi layanan-layanan dasar prioritas, dan dengan intervensi pemerintah menjadi lebih responsif dan efisien. Pekerjaan ini tidak lagi terbatas pada pengalaman Brasil yang didokumentasikan dengan baik mengenai penyusunan anggaran partisipatif, dan memberikan wawasan tentang mengapa mekanisme tertentu dapat lebih berhasil dibanding lainnya.
Dengan melihat tata kelola, temuan-temuannya yang lebih bervariasi, juga karena penelitian menggunakan definisi dan ukuran yang berbeda. Penelitian lintas negara mendokumentasikan korelasi negatif antara transparansi (fiskal) dan korupsi, tetapi tidak dapat membuat klaim sebab akibat. Bukti dari kasus-kasus tertentu di Uganda, Indonesia, dan Brasil menyajikan kisah yang jauh lebih banyak mengenai bagaimana pengungkapan informasi anggaran mampu mengurangi korupsi dan meningkatkan pertanggungjawaban- dengan memberikan insentif pada warga negara untuk memantau pemerintah, dan untuk pejabat pemerintah agar tidak melakukan korupsi. Akhirnya, sedikit sekali temuan tentang bagaimana keterbukaan fiskal memengaruhi hasil pembangunan, tapi temuan tersebut memperlihatkan dampak pada pendidikan di Uganda dan kesehatan di kota-kota Brasil.
Bagaimana temuan ini berhubungan dengan teori implisit mengenai perubahan yang sering digunakan oleh pendukung keterbukaan fiskal? Menurut dampak transparansi yang didokumentasikan, kebanyakan transparansi hanya terbatas pada langkah-langkah perantara – misalnya hasil fiskal makro atau penurunan korupsi – dalam urutan panjang yang membuahkan hasil-hasil pembangunan. Untuk lebih mencapai kemajuan, buktinya menunjukkan bahwa harus ada partisipasi demi memastikan bahwa pemerintah mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai kebutuhan dan prioritas warga dan bersikap lebih responsif terhadapnya. Barulah keterbukaan fiskal mampu menghasilkan peningkatan pemberian layanan dan peningkatan mata pencaharian seperti yang ditangkap oleh indikator pembangunan manusia.
Di sisi lain, literatur yang ada hampir tidak dapat menjelaskan hubungan antara transparansi dan partisipasi, atau antara beberapa langkah sebelumnya dan langkah selanjutnya dalam teori perubahan. Misalnya, bukti dampak mekanisme partisipatif tidak diberikan secara rinci dalam hal jenis pengungkapan informasi fiskal yang membentuk dasar keterlibatan warga negara di seluruh kasus yang berlainan. Apakah hal ini mirip dengan langlah-langkah luas mengenai transparansi anggaran yang digunakan untuk mendokumentasikan dampaknya pada hasil fiskal makro? Atau apakah hal ini adalah transparansi yang lebih ditargetkan, lebih langsung berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan pengguna? Secara umum, literatur ini meninggalkan sejumlah kesenjangan dan pertanyaan terbuka, baik secara metodologis dan substantif, yang membutuhkan jawaban jika desakan menuju keterbukaan fiskal adalah untuk mempertahankan momentum dan mencapai kemajuan lebih lanjut di tahun-tahun mendatang. Makalah ini diakhiri dengan beberapa saran tentang cara mengatasi kesenjangan tersebut dalam penelitian di masa mendatang.
[i] Laporan ini juga mencakup makalah kerja yang diterbitkan oleh IMF, Bank Dunia, dan beberapa lembaga terkemuka lainnya yang telah banyak berperan dalam perdebatan tentang keterbukaan fiskal dan/atau sering dikutip dalam berbagai penelitian lain yang kami kaji.
[ii] Olken, B. (2007) “Mengukur Korupsi: Bukti dari Percobaan Lapangan di Indonesia.” Jurnal Ekonomi Politik, 115 (2): 200-249.
0 Comments